Selasa, 25 November 2008

Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza



Ditulis Oleh Owen Putra

"Sebaik apa pun materi sebuah buku, buku itu tak dapat menyampaikan sendiri materi yang baik itu kepada para pembacanya. Materi sebuah buku akan dikenali apabila buku itu sudah dibaca oleh pembacanya." Penggalan kalimat di atas sangat menarik, untuk direnungkan. Kalimat tersebut kami petik dari buku berjudul {Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza: Ransangan Baru untuk Melejitkan 'Word Smart'} ditulis oleh Hernowo, hal: 31-32, Kaifa (2003). Buku ini sudah sudah lama menjadi incaran, sekaligus idaman kami, namun petualang setahun belakangan belum membuahkan hasil. Karangan Pak Hernowo ini sangat luar biasa, kami juga sering membaca potong-potongan buku beliau tersebut melalui situs: www.mizan.com. Dikarenakan buncahan tulisan beliau sangat memotivasi dan menginspirasi, membuat kami sangat ingin untuk membaca langsung buku tersebut secara utuh. Daerah domisili yang berjauhan dengan peredaran buku bergizi itu, tidak kunjung mewujudkan impian itu, sehingga kami kerap sekali menanyakan keberadaan buku itu, melalui gubuk: yahoo.com dan google.com, tapi sayang gak pernah ketemu. Namun hati kami sangat plong sekali, ketika menghampiri perpustakaan mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK), mimpi selama ini tiba-tiba berubah sebuah kenyataan.

Buku itu berisikan kumpulan artikel seputar membaca dan menuils, yang mana semunaya telah pernah dipresentasikan Pak Hernowo di berpagai pertemuan. Buku ini dikemas sangat menarik, jadi ketika Anda membacanya, Anda tidak akan bosan, lantaran rangkaian prosa-prosanya yang menggungah. Ketika memulai membacanya Anda akan langsung teripnotis mengikuti alur bacaan hingga ujung stasiun akhir, sesuai dengan judulnya bagaikan sepotong pizza. Di setiap lembaran buku itu ada halaman kosong yang diisi dengan kalimat filosofis atau mutiara yang sangat mengispirasi untuk terus berbuat dan bekarya. Yang jelas untaian kata-katanya renyah layaknya sepotong pizza.

Dalam tulisan yang sederhana ini, kami tidak akan mencurahkan perasaan dan kesan kami sehabis melahap buku itu. Tapi melalui tulisan sederhana ini, akan mengarahkan kita semua, untuk mengetaui bagaimana perspekti membaca sebuah buku, dari kacamata Pak Hernowo selaku penulis buku: 'Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza' itu. Membaca tidak sebuah rutinitas baru bagi kita yang bertitelkan mahasiswa. Namun percayakah kita, selama ini telah membaca dengan produktif atau hanya membaca lantaran ingin mendapatkan manfaat secara karbitan. Seperti yang kerap kita lakukan mengebut membaca diktat kuliah, hanya sebatas untuk ujian saja. Apakah itu telah produktif,? tentu kita dapat berkaca kepada diri masing-masing dari apa yang telah kita baca.

Aktivitas membaca dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari buku, yang merangkai kata-kata sehingga menumpuk menjadi sebuah kalimat dan paragraf. Atau media lain berbentuk visual dan audio, bahkan dalam filosofis Minang disebutkan "Alam Takambang Jadi Guru". Banyak hal yang bisa dijadikan media dan training untuk giat membaca. Wahyu yang pertama kali diturunkan pun, mengisyarakan kitalanggeng dengan aktivitas yang satu ini.

Pada awal bukunya Pak Hernowo membagi kecerdasan manusia, menjadi 8 bagian: mulai cerdas kata, angka, alam, gambar, tubuh, musik, bergaul, cerdas diri, d an cerdas alam. yang menjadi sorotan tulisan atau buku ini adalah melejitkan kecerdasan kata, dengan terus bersahabat dengan membaca.

Buku tidak hanya objek yang dapat dijadikan sebuah bacaan. Ketika membaca sebenarnya kita mempunyai keleluasaan tak terhingga terhadap apa yang tengah kita baca. Mulai dari mengacak-acak cara membacanya, mencoreti apa yang kita anggap penting (bemakna), membacanya dengan nada yang tinggi, pokok of to you deh. Pada buku tersebut Pak Hernowo mengatakan sebuah bacaan akan memberikan perubahan kepada pembacanya, jika ia terbiasa merenungkan bacaanya setelah ia habiskan. Cara lainnya mereka dapat mendiskusikan kepada orang khalayak, baik itu keluarga, teman atau dosen. Dengan berkesinambungan melalui tahapan itu bacaan ada kemungkinan bacaan itu akan mengendap di kepala lebih lama. Materi yang tersimpan di benak akan lebih fleksibel, dan tentunya sangat berarti daripada jejeran buku yang ditumpuk di dinding rumah, tanpa pernah tergubris untuk membacanya.

Diantara tip-tip yang ditawarkan Pak Hernowo agar membaca imajinatif, inovatif, kreatif, produktif, sehingga paradigma kita terhadap bacaan dapat berubah, antara lain:

1). Bertanyalah kepada diri Anda saat mempunyai kemauan yang mengebu atau kebutulan berdampingan dengan buku. Apakah manfaat yang bakalan Anda dapatkan dari buku/bacaan tersebut. Dengan membiasakan hal tersebut ketika membaca, diperkirakan Anda akan mendapatkan faedah yagn luar biasa sehabis membaca.

2). Saat membaca cobalah jangan sampai melewatkan satu entri kata pun yang anda tidak pahami. Jika hal itu terjadi ada indikasi Anda akan malas melanjutkan bacaa atau kebinggungan sendiri dengan apa yang tengah Anda baca.

3). Istirahatlah saat kepala Anda sudah mulai penuh dan berat meneruskan membaca. Mungkin dengan mengerakkan badan, dan jalan-jalan sejenak sehingga bisa kembali fit.

4). Teruslah berusaha ketika membaca melemparkan berbagai pertanyaan. Di setiap paragrapf tersimpan pokok pikiran dari penulisnya masing-masing, inti apa yang dapat kita raih dari setiap paragraf tersebut? Apa maksud penuliskan menuliskan begini? Apakah ini sejalan dengan realita saat ini?

5). Tuliskanlah kata yang sangat menginspirasi dan memotivasi Anda, untuk berbuat dan memaju semangat Anda.

6. Ketika membaca jangan hanya terpaku dengan memulai dari depan, kita mempunyai hak dan kelelusaain menjadikan buku itu lebih menyenangkan, dan nyaman membacanya menurut kesukaan Anda.

7. Ulangilah apa yang telah Anda baca secara multi-indrawi. seperti melantukan kalimat-kalimat yang anda anggap penting. atau dengan mebayangkan di benak kepala kata kunci untuk mengingakatkan Anda dengan bacaan tersebut. Untuk mengingatnya setelah itu renungkanlah, gaya membaca seperti ini juga sama dengan gaya SAVI.

Andaikan saja buku yang mengisi dinding kamar dan rumah kita itu pizza atau makanan kesukaan kita, tentu kita akan dengan lahap menghabiskannya dalam sekejap. Paradigma membaca buku mestinya harus kita luruskan sejak dini, supaya kesan buku itu keras dan susah, menghilang dari cara pandang kita. Marilah kita menganggap buku itu sebagai makanan ruhani, yang mana ketika badan tidak diberikan haknya secara optimal akan menjadikan tubuh kita loyo dan tidak bertenaga. Sebenarnya telah banyak penelitian membuktikan bahwa dengan membaca secara berkesinambungan, justru akan menjadikan kita lebih sehat jasmani dan rohani. Senada dengan apa yang dikatakan oleh DR. C. Edward Coffey, seorang peneliti di Hendry Ford Health System berkata: "kegiatan membaca buku mampu mencegah kerusakan saraf-saraf otak."

Bagaimanapun satu-satunya cara untuk membuka jendela-jendela dunia adalah dengan cara membaca, membaca, dan membaca. Membaca akan menjadi manivestasi kita, untuk melangkah jauh kedepannya. Prof. Ir. Bj. Habibie, orang yang kerap dikatakan sebagai "Orang Paling Mutakhir di Indonesia" di usianya menginjak senja saja, tidak pernah berniat untuk berhenti mengarungi dunia bacaan. Ketika Piter Gonta mewawancarainya dalam sebuah dialog, dan ia melontarkan pertanyaan kepada beliau: "Kapankah bapak mau berhenti membaca, dan belajar? Bukankah bapak telah memiliki semuanya mulai dari harta yang melimpah dan keluarga yang bahagia? Jawaban beliau ketika itu singkat saja, Habibie berkata: "Saya akan hentikan semuanya, ketika nyawa tidak lagi menenami diri saya."

Lantas bagaimana dengan kita, akankah termotivasi agar terus giat membaca, untuk memperkaya khazanah pengetahuan dan intelektual kita sebagai seorang insan akademis? Jawabannya yang tepat untuk pertanyaan itu, tentu mendekam dalam kemauan kita masing-masing.

Lembaran ini kami tutup dengan sebuah nasehat dari seorang cendikiawan Iran: "Janganlah Rumahmu Dijadikan Kandang Lantaran Hanya Roti dan Air yang Tersedia dengan Mudah. Sediakan pula Buku di Seluruh Pelosok Rumahmu sehingga apabila Ruhanimu Haus dan Lapar, Ruhanimu akan Dapat dengan Mudah Minuman dan Makanannya" Ali Syari`ati (Own)

Sumber: kmm-mesir.org/content/view/180/134/ - 43k -

Tidak ada komentar: